Pages

Senin, 15 Juli 2013

Nasihat Orang Tua Langkah Menuju Surga

Sore hari sepulang sekolah Enno tampak lelah dan kurang bergairah. Soalnya tadi habis melaksanakan tes bahasa inggris dan agama. Waktu mengerjakan tes itu Enno agak gelisah kurang persiapan. Tasnya dilemparkan begitu saja disudut kamarnya. Begitu pula sepatunya tidak disimpan di rak. Ibu melihat kelakuan putrinya yang kurang tertib itu.
“enno, simpanlah tas dan sepatumu pada tempatnya!” tutur ibunya.
“ah ibu cerewet amat sih. Biar saja, tas dan sepatu itu punya saya bukan ibu” kilah enno ketus.
“iya, emang itu semua milikmu. Tetapi ketertiban dan kerapian kamarmu itu siapa lagi yang akan merawatnya kalau bukan kamu sendiri,” kata ibunya sabar.
Dengan enggan Enno akhirnya menyimpan tas dan sepatunya di rak masing-masing. Setelah itu ia langsung merebahkan badannya ditempat tidur.
“Eeeh….., Enno sayang, cuci dulu kaki dan tanganmu, “ tegur ibunya lagi.
“Di jalan itu berdebu dan debu itu menempel pada badan dan pakaianmu. Ayo ganti pakaian dan jangan terus tidur kan magrib sebentra lagi.” Dengan agak malas Enno pergi ke kamar mandi sambil menggerutu.
“Uuuuuuuuuuh……….. lagi-lagi ibu banyak komentar. Saya jadi serba salah, itu salah….. ini salah. Memang ibu Enno itu paling cerewet sedunia,” kesal Enno. Setelah cuci kaki, muka dan tangan, enno berganti pakaian. Maklum perjalanan dari sekolah ke rumah dengan bus kota yang cukup jauh itu mengandung resiko kena polusi udara berat.
“Enno,.. ayo sini Bantu ibu,” ucap ibunya. Enno yang semula akan masuk kamar, dengan cemberut menghentikan langkahnya dan menghampiri ibunya untuk membantu menyiapkan makanan berbuka puasa. Bertepatan dengan itu, ayah pulang dari kantor.
“Assalammualaikum,” salam ayahnya.
“ Waalaikum salam,” balas Enno dan ibunya hampir bersamaan.
“ Alhamdulillah ayah sudah datang,” kata ibu kepada ayah.
“ Pak, hari ini putri’a kita sedang berulah,” lapor ibu kepada ayah.
“oh, begitu bu,” kata ayah.
“Betulkah itu, Enno?” Tanya ayah sambil mengusap rambut putri kesangannya itu.
“Ah, ibu. Enno Cuma agak lelah sedikit, soalnya tadi habis tes bahasa inggris dan agama,” jawab Enno tersipu.
Ibu mengambil tas ayah dan mengambilkan air hangat untuk mencuci tangan dan muka beliau. Dengan sabar dan telaten ibu mneyediakan pakaian ganti untuk ayah. Sementara Enno membawa makanan dari dapur untuk disimpan di meja makan dan siap disajikan. Setelah selesai berganti pakaian, ayah duduk disofa sambil istrirahat. Beliau mengajak Enno berbincang-bincang sejenak sambil menungggu waktu berbuka puasa.
“Enno, kamu sayang kepada ibu?” pancing ayah.
“tentu saja, yah. Hanya Enno kurang senang kalau ibu lagi cerewet,” jawab Enno.
“Nah, itu berarti Enno belum sayang seratus persen” Kata ayah.
“Ibu kan hanya memberi nasehat dan bimbingan, bukannya cerewet seperti katamu,” sambung ayah.
“Ibu mengandung kamu selama sembilan bulan. Kemudian bertarung melawan maut ketika melahirkanmu. Dokter ahli kandungan dipanggil karena kamu lahir secara sungsang. Setelah lahir, ibu menyusuimu, menggantikan popokmu yang basah kena ompol juga vaksinasi agar kebal penyakit tertentu. Kemudian memasukkan ke sekolah dimulai dari TK, SD sampai sekarang kamu duduk di kelas IX SMP. Hitunglah berapa biaya dan tenaga yang harus kamu bayar untuk melunasi utangmu terhadap ibu. Tetapi ibu tidak pernah memperhitungkan apalagi menagih.” Tutur ayah panjang lebar.
“Ya, Ayah, saya mengerti,” kata Enno sambil menganggukan kepalanya kemudian menghampiri ibunya.
“Ibu, maafkan kelakuan Enno selama ini,” ucap Enno sambil memeluk dan mencium ibunya.
“Sudahlah Enno, ibu memaafkanmu, tapi ingat jangan kamu ulangi lagi kesalahanmu itu ya dan jadilah kamu anak yang bertakwa kepda Allah dan berbakti kepada orang tua,” kat ibu terharu.
“ya, Allah ampunilah saya dan kedua orang tua dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi saya selagi kecil hingga dewasa,” doa Enno dalam hati.
“ibu, surga ditelapak kakimu, tanpa maafmu mana mungkin kami masuk surga,” renung Enno seiring terdengarnya azan magrib, tanda tiba saatnya untuk berbuka puasa. Kemudian mereka bertiga berbuka puasa penuh kegembiraan dan kedamaian, dengan mensyukuri nikmat allah allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar